Ketakutan tentang hari akhir atau hari
kiamat di dalam benak dunia Barat, dalam hal ini Amerika Serikat
diam-diam ternyata sudah menjadi momok sejak lama. Perubahan sikap
Gedung Putih yang tadinya malu-malu mengakui jika dirinya sangat
religius dengan kepercayaan Judeo-Christianiy-nya, menjadi sepenuhnya
terbuka dan bangga dengan keyakinan Kabbalisnya tersebut dimulai pada
era Presiden Ronald Reagan di era 1980-an. Sikap Presiden Jimmy Carter
yang melunak dalam kebijakan di Timur Tengah di akhir masa kekuasaannya,
membuat lobi Zionis berubah haluan dengan tidak mendukungnya lagi dan
menemukan sosok calon presiden yang baru yang sangat mendukung mereka.
Ronald Reagan, mantan aktor Hollywood yang terjun ke dunia politik
dijadikan pilihan. Dalam Pemilu 1980, Reagan menang mengalahkan Carter.
Reagan sendiri seorang Judeo-Christian
(Zionis-Kristen) yang sangat taat, juga Kepala Departemen Kehakiman
Amerika Ed Meese, Sekretaris Departemen Pertahanan Casper Weinberger,
Menteri Dalam Negeri James Watt, dan hamper semua pucuk pimpinan di
Negara tersebut.
Di saat kekuasaan Reagan-lah dimulai
diselenggarakan seminar-seminar keagamaan di Gedung Putih secara
teratur, Para tokoh Zionis-Kristen seperti Jerry Falwell, Mike Evans,
dan Hal Lindsey, diundang untuk berbicara dan mengadakan kontak pribadi
langsung dengan para pemimpin nasional dan Kongres.
Misal, di tahun 1982, Reagan mengundang
Falwell untuk memberikan ceramahnya di depan pejabat Dewan Keamanan
Nasional soal kemungkinan pecahnya perang nuklir melawan Rusia dalam
perspektif nubuatan religiusnya.
Dalam suatu percakapan pribadi dengan Tom
Dine, seorang pelobi senior Yahudi yang bekerja untuk American Israel
Public Affairs Committee (AIPAC), seperti yang dimuat dalam The
Washington Post (April 1984), Reagan mengatakan jika dirinya sangat
religius dan sangat yakin dengan berbagai ramalan tentang hari akhir
yang digamarkan oleh Talmud.
“Anda tahu,” ujarnya, “Saya berpaling
kepada nabi-nabi kuno Perjanjian Lama dan kepada tanda-tanda yang telah
meramalkan Perang Armageddon. Saya sendiri jadi bertanya-tanya, apakah
kita ini—saya dan Anda—akan melihat semuanya itu tergenapi. Saya tidak
tahu. Apakah Anda belakangan ini juga telah memperhatikan nubuat-nubuat
para nabi itu; akan tetapi, percayalah kepada saya bahwa nubuat-nubuat
itu menggambarkan masa-masa yang sekarang ini sedang kita jalani.”
Penerus Reagan, mantan pimpinan CIA
George HW Bush, Bill Clinton, dan George W. Bush, meneruskan upaya
Reagan. Di antara mereka, yang paling banyak disorot media massa adalah
George Bush Junior yang digambarkan sangat fundamentalis. Di sekeliling
Bush Junior bertebaran pendeta-pendeta Zionis-Kristen fundamentalis
seperti Jerry Falwell, Pat Robertson, Hal Lindsey, Zola Levitt, Oral
Roberts, Mike Evans, Tim LaHaye, Kenneth Copeland, Paul Crouch, Ed
McAteer, Jim Bakker, Chuck Missler dan Jimmy Swaggart. Semuanya adalah
para pemuka Kristen–Zionis. Mereka membela kepentingan Israel lewat
semua media yang dikuasainya.
Secara teratur, para pemimpin Kristen
fundamentalis ini, bersama dengan organisasi-organisasi pro-Israel yang
mereka pimpin, menjangkau lebih dari 100 juta orang Kristen Amerika, dan
lebih dari 100 ribu pendeta. Jumlah dana operasional mereka konon
mencapai US$ 300 juta setahun. Merekalah aktor intelektual bagi dukungan
membabi-buta Amerika terhadap Zionis-Israel sampai saat ini.
Pengganti Bush Junior, Barrack Obama
(“Barrack” adalah nama Yahudi, seperti halnya Ehud Barrack), meneruskan
semua yang telah dilakukan para pendahulunya, walau tipe kepemimpinannya
dikesankan sangat egaliter, dikesankan sangat kontras dengan gaya
kepemimpinan Bush yang berasal dari Partai Republik. Padahal sama saja.
Kuatnya kepercayaan mereka terhadap hari
akhir tidak lepas dari keyakinan kaum Zionis-Yahudi terhadap hari akhir
yang sebenarnya mereka tahu dan percaya tentang bagaimana mereka akan
berperang dan kalah dalam peperangan di Bukit Armagido melawan pasukan
kaum Muslimin yang dipimpin Imam Mahdi dan Nabi Isa a.s, sehingga dengan
sekuat tenaga—namun dilakukan dengan penuh kerahasiaan—kaum Zionis ini
berusaha memperkuat diri dan menghindari “takdirnya” tersebut.
Salah satu program nasional yang sejak
lama dilakukan Zionis-Yahudi di Tanah Palestina yang diduduki secara
sepihak, dan didukung penuh kaum Zionis di seluruh dunia, adalah dengan
menanami sebanyak-banyaknya Tanah Palestina dengan pohon Yahudi, yakni
pohon Ghorgod. Pohon Ghorgod merupakan salah satu spesies pohon
terpentin yang sejak lama memang dikenal sebagai salah satu pohon paling
beracun di dunia. Dengan program ini, kaum Zionis-Yahudi bermaksud akan
berlindung di balik pohon-pohon tersebut di dalam peperangan hari
akhir.
Selain program pohon Ghorqod,
Zionis-Israel juga telah membangun tembok pembatas antara wilayah yang
didudukinya dengan wilayah pemukiman warga Palestina. Tembok yang jauh
lebih tinggi dan kuat dibanding tembok Berlin ini sesungguhnya dibuat
untuk menghadapi peperangan di hari akhir menghadapi pasukan Imam Mahdi.
Sejak tahun 1960-an, NASA juga telah
mengetahui jika matahari akan mendekati bumi, ini merupakan siklus
perputaran matahari selama 3.600 tahunan, sehingga akan mempengaruhi
medan magnetik di bumi. Salah satu kemungkinan yang telah diprediksi
sejak lama adalah adanya sebuah asteroid besar yang akan masuk ke bumi
dalam masa-masa itu. Sejumlah kalangan, termasuk tokoh Zionis-Yahudi AS
bernama Rabi Yitzhak Qadduri, sangat yakin jika asteroid besar itu akan
menghantam wilayah Amerika Serikat, sebagaimana meteor raksasa yang
pernah menghantam kawasan Arizona sehingga sampai saat ini meninggalkan
cerukan yang sangat besar di sana.
Rabi Yitzhak Qadduri menyerukan kepada
para pengikutnya dan kepada seluruh kaum Yahudi di Amerika agar
meninggalkan negara itu secepatnya untuk menghindari bencana tumbukan
asteroid raksasa yang akan terjadi. Rabi Qadduri bahkan menyerukan agar
kaum Yahudi Amerika juga pindah ke Ethiopia, satu negeri di Afrika yang
diyakininya akan selamat dari bencana tersebut.
Entah mengapa, dalam bagian akhir film
2012 juga disebutkan jika Afrika selamat dari bencana besar tersebut.
Adakah film Holywood tersebut merupakan “pesan rahasia” yang ditujukan
bagi kaum Yahudi dunia? Wallahu’alam.
Satu lagi ketakutan kaum Barat terhadap
bencana besar adalah ramalan dari Santo Malachy, salah satu orang suci
dalam keyakinan Katolik yang hidup di abad ke-12 Masehi yang telah
meramalkan jika tahta kepausan di Vatian dalam waktu dekat akan hancur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar untuk kritik dan saran